Sabtu, 01 September 2007

lagi2 tanya pantes pa gag??

terimakasih atas segalanya. mungkin aku akan pergi selamanya tanpa pamit secara langsung pada kalian. aku tak ingin membuat orang lain terlalu memikirkanku. bukan, aku bukan terlalu percaya diri, tapi aku hanya ingin menghilang tanpa kalian sadari. bayangkanlah ini sebagai perminataan maafku. jika kalian marah padaku karena aku tak memberikan salam terakhir pada kalian, anggaplah ini salam terakhir dariku. lalu jika kalian menyalahkan diri kalian karena kepergianku, anggaplah aku yang bersalah, karna aku memang selalu salah. aku tak peduli lagi kata kalian. aku menangis sekarang, meronta, memikirkan kembali keputusanku, tapi kurasa, ini keputusanku.
kalian mungkin akan bertanya, untuk apa aku pergi. maka akan ku jawab, karena ini takdirku, sudah saatnya aku pergi dari dunia ini, menuju hidup yang kuharap lebih baik. jangan kau sesali kepergianku, karena setitik penyesalan akan membutakanmu akan kenyataan yang tersamarkan. jangan juga kau berpikir kemana aku akan pergi, karena arah langkah kakiku dan kemampuanku hidup kan membawaku ke arah yang jauh dan tak kan ada yang tahu. sebenarnya apa tujuanku?? aku pun tak mengerti, hanya saja hatiku mengatakan aku harus pergi.
aku memang pengecut. aku akui aku memang menghindar dari kenyataan. aku terlalu takut untuk menyadari kenyataan. aku terlalu bodoh untuk mencerna kenyataan. aku terlalu naif untuk menerima kenyataan. andai ada hal yang tak nyata di dunia ini, aku akan kesana.
mungkin besok aku sudah berada dalam perjalanku. di tempat yang ramai akan teriakan mereka dan tempat yang terlalu mengerikan untuk kau bayangkan, tapi aku yakin, suatu saat nanti akau akan diberi kesempatan untuk berkunjung dalam taman yang tenang, penuh tawa dan kebahagiaan. tempat itulah yang ku tuju, jauh memang, tapi aku yakin aku akan berhasil mencapainya. sekali lagi kuucapkan terimakasih kawan...


aku meneteskan air mata setelah untuk kesekian kalinya kubaca lagi surat yang kutulis. kembali aku teringat akan kenangan yang menguatkanku untuk segera menarik pelatuk yang pelurunya sudah siap menembus kepalaku. saat itu aku terduduk di sebuah bangku taman. aku sedang menanti dia, kawanku yang kupercaya dan selalu memberiku informasi terntang pria yang kusayang saat itu. kawanku mengatakan, ada banyak hal yang semu di dunia ini. kemudian ia mengatakan alasannya mengatakan itu. rupanya, seorang kawan telah bercerita padanya pula. kami sama, kami menyayangi orang yang sama. lalu kawanku mulai bercerita bagaimana buruk sebenarnya rupanya. kawanku megatakan, dia yang kusayang, adalah pembohong besar. pernah suatu hari, seorang kawan dibuat terbuai olehnya, sama dengan rayuan yang ia katakan padaku. aku tersontak dari kursi. aku katakan keraguanku pada kawanku. bukankan dia selalu baik pada kami? ia sekali lagi berkata, ada banyak hal semu di dunia ini. kawanku menawarkaku informasi yang lebih banyak, lalu dengan banyolanku ku katakan saj abahwa aku tak peduli akan hal itu, kami tertawa, tapi dalam tawa renyah kami, aku galau, aku resah memikirkan lagi keputusanku. aku sangsi akan segalanya sekarang.
sempat ku berpikir, kawanku hanya berbual dan mengatakan itu untuk kepentingannya, tapi kenapa?? bukankan ia kawanku yang seudah jelas kukenal?? aku tahu pasti tentang kawanku.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

dok...dok...
suara ketukan di pintu kamarku menyadarkanku dari lamunanku. segera ku sembunyikan surat dan pistolku. aku menghapus air mataku dan merapikan diriku. sempat kumelihat pada cermin di kamarku, lalu setelah aku yakin aku terlihat normal, aku membuka pintu. memang kamar kosku ini sering dijadikan tempat teman-temanku berkunjung.mereka sering menceritakan kesedihan mereka padaku. meraka berkata, aku cocok menjadi seorang psikolog karena banyak masalah yang bisa kubantu menyelesaikannya. Rupanya ** yang datang ke kosku sekarang. ** adalah wanita yang bisa dikatakan menarik, hanya saja ia kurang percaya diri, sehingga terkadang Ia harus meminta pendapatku untuk masalah pribadinya.
** berkata padaku bahwa ia merasa hidupnya sudah tak berguna lagi. ia baru saja dicampakan kekasihnya. aku berkata padanya bahwa di dunia ini tidah hanya ada satu pria. aku meyakinkannya bahwa suatu hari nanti pasti akan ada pengganti kekasihnya.
selama hampir satu jam kami berbincang, kemudian ia menghapus air mata terakhir yang menetes di wajahnya. aku mengantarnya sampai depan gerbang kosku. setelah melepas kepergiannya, lalu salah seorang wanita yang kukenal sebagai tetangga kosku sedang menangis. kuhampiri ia dan ku tanya ada apa. ia menjawab dengan tersenyum bahwa ia tidak apa-apa dan baru saja mengantarkan kepergian orangtuanya untuk kembali ke kampung halaman. saat itu aku tiba-tiba teringat pada keluargaku, dan aku pun mnyadari betapa ku merindukan mereka.
setelah aku kembali ke kamar, kurenungi lagi keputusanku. aku membaca surat ini berkali-kali. kemudian salah seorang tetangga kosku mengabarkanku tentang kedatangan seseorang, rupanya salah seorang temanku datang.
ia mulai bercerita padaku, ia sangat mendukungku untuk segera lebih dekat pada ia yang kusayang. lalu aku menceritakan yang tlah kudengar dari kawanku, tapi ia berkata bahwa dia yg ksyg adalah prang yang baik, aku menjadi ragu, sebenarnya siapa dia?? bagaimana dia yang sesungguhnya.
setelah temanku pergi, aku kembali ke dalam kamar. lagi-lagi aku bingung, aku berupaya berpikir lagi tentang kaputusanku. aku meletakkan tanganku di atas pelatuk, lalu aku mengarahkannya pada kepalaku. aku memejamkan mataku. tiba-tiba bayangan keluargaku, kawanku, temanku terlintas dalam pikiranku. aku membuka mataku lagi. meletakkan pistol ke atas kasurku. menangis sejadi-jadinya. aku penat... aku lelah.. benar-benar tak tahu apa yang terjadi, aku berlari ke luar. aku terus berlari tak mempedulikan keadaan sekitarku. aku berlari sekuat tenagaku, lalu yang terakhir kudengar adalah suara teriakkan orang-orang.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

Bagusnya.. endingnya 'aku' mati pa idup..
kalo mati begini endingnya :
- lalu aku terbangun dan sadar aku tak lagi menapak. aku tak lagi nampak dan aku melihat badanku.. hancur! aku tersedu melihatnya. truk yang tadi sempat melindas tubuhku sudah pergi meninggalkan jejak darah. aku bersimpuh, memohon ampun pada-Nya.
badanku sudah terbaring kaku. ayah dan ibuku menangis di sebelah mayatku, tanpa mereka sadari.. akupun menangis diantara mereka. jiak ini akhirnya, kenapa tadi tidak kutarik saja pelatuknya? bukankah sama, aku juga akan terbaring seperti itu. dalam raunganku, lalu muncul suara yang mengatakan padaku bahwa ini adalah takdirku, dan ini jauh lebih baik daripada jika keputusanku untuk menarik pelatuk kulakukan.

tiga minggu dari kematianku, keluargaku mulai membereskan barang-barangku di kos. lalu, hal yang kutakutkan terjadi, ibuku menemukan pistol dan suratku. ibuku lalu menangis bersimpuh. ibuku berlutut dan menangis lebih keras dari sebelumnya. lalu setelah ayaku tahu perkara ini, ia berkata pada ibuku bahwa kecelakaan itu lebih baik daripada pistol ini yang menghilangkan nyawaku. aku tersenyum. mengetahiu bahwa kematianku karena kecelakaan ini lebih baik dari pada aku membunuh diriku dengan tanganku sendiri. terimakasih Tuhan atas takdirmu. kini misteri pun terkuak. aku mengetahui dengan pasti bahwa dia pun menyayangiku. tapi, ada wanita lain yang kini membantunya mengarungi hidupnya. aku bahagia...


nah, kalo akhirnya hidup..
- sesaat aku mengerjapkan mataku, meliaht kesekelilingku. bau ini sudah dapat dipastikan bau rumah sakit. aku meneteskan air mata, bersyukur pada-Nya karena aku telah diberi kesempatan untuk kembali menghirup udara di bumi ini dan juga karena telah menyadarkanku bahwa sebenarnya aku takut kematian.
ayah dan ibuku langsung menghampiriku mereka bersyukur akan kehidupanku. mereka menangis. meraka memberitahuku bahwa aku sudah tertidur selama tiga hari. mereka juga menceritakan kejadian itu dengan pasti. saat sebuah truk meyerempetku, aku terpelanting. lalu ada seorang pria yang langsung berlari menyelamatkanku. dia yang membawaku ke rumah sakit, jika saja pria itu tak segera membawaku kesini, bisa saja aku telah tiada. saat ibuku mengatakan nama pria itu, aku tersontak! dia yang kusayang telah menyelamatkan hidupku.
setelah orang tuaku mengabarkan keadaanku, teman-temanku mulai berdatangan. mereka semua menghawatirkan aku. aku pun bahagia mengetahui banyak orang yang peduli padaku.
sore hari, saat matahari mulai terbenam, dia yg ksyg datang menjengukku. tapi dia tak sendiri. dengan erat dia menggenggem tangan sorang wanita, aku yakin bahwa wanita itu adalah kekasihnya. benar saja, lalu dia memperkenalkan gadis itu padaku. entah mengapa aku bahagia. aku sangat bahagia meliat mereka seperti ini. aku rasa gadis ini lah yang terbaik baginya.
akhirnya, setelah keadaanku pulih, aku diperbolehkan pulang. untung saja orang tuaku belum masuk ke dalam kamar kosku.
kini aku berdiri di pinggir sebuah sungai. aku merobek-robek surat yang pernah kutulis waktu itu. pistol yang hampir menghilangkan nyawaku juga telah kurusak. lalu aku melemparkannya dalam arus sungai yang deras. aku melihatnya sampai akhirnya tak terlihat lagi. aku tersenyum dan aku yakin aku siap menghadapi hidup ini jauh lebih baik sebelumnya. terimakasih Tuhan..
------------------------------------------------------------------------------------------------

JADI??
tulisan ini kutulis sesuai dengan arus tanganku. sama sekali bukan dibuat-buat..
* aku pun tak mengerti *

apa yang kurang??